Jumat, 31 Agustus 2012

Negara Terkaya dan Termiskin di Dunia

Majalah bisnis terkemuka AS, Global Finance, belum lama merilis negara-negara terkaya dan termiskin di dunia. Dari 182 yang masuk daftar negara miskin dan kaya, disebut bahwa Qatar adalah negara paling kaya dan Republik Kongo adalah negara termiskin.
Metode yang digunakan untuk menentukan kekayaan negara adalah membandingkan standar hidup penduduk satu negara secara keseluruh dengan menggunakan produk domestik bruto (PDB) per kapita yang didasarkan pada paritas atau keseimbangan daya beli secara internasional.
Ini mengukur standar hidup antar negara dengan menggunakan indikator biaya hidup relatif, inflasi, serta nilai tukar suatu negara yang dikonversi ke mata uang bersama (dolar internasional atau dolar AS).
Dari hasil survei itu disimpulkan bahwa Kawasan paling miskin di dunia terbanyak terjadi di benua Afrika, benua yang kerap mengalami bencana kelaparan, serta sering menghadapi konflik berkepanjangan, baik berupa pemberontakan dan perang saudara.
Sementara itu, sebanyak 1 persen orang terkaya dunia menguasai 40 persen aset global, bahkan 10 persen orang terkaya dunia menguasai 85 persen aset dunia. Sebaliknya, Bank Dunia mencatat pada 2008 sebanyak 1,4 miliar orang hidup dengan US$1,25 per hari. Itu mencakup hampir 15 persen dari populasi dunia atau hampir 1 miliar orang. Meski begitu, sejak 2001 sebanyak 192 negara anggota PBB mulai mengikuti program “Millennium Development Goal” dengan tujuan memberantas kemiskinan ekstrim dan kelaparan.
 
A. Terkaya di Dunia
  1. Qatar. PDB per kapitanya sebesar US$90.149 atau Rp811 juta per tahun pada 2010. Qatar merupakan salah satu negara kaya minyak dan gas di kawasan Timur Tengah, bahkan merupakan eksportir gas terbesar di dunia. Total luas wilayah 11.586 kilometer persegi dengan jumlah penduduk hanya 1,15 juta jiwa pada 2009.

  2. Luxemburg. PDB per kapitanya US$79.411 atau Rp715 juta per tahun. Luxemburg merupakan negara kecil di dunia dengan luas cuma 2.500 kilometer persegi. Jumlah penduduknya juga sangat sedikit, hanya 490 ribu orang pada 2006. Luxemburg dikenal sebagai salah satu negara yang mengandalkan perekonomian dari pusat jasa dan layanan finansial, dimana banyak orang kaya dunia menyimpan duitnya. Lebih dari 86 persen PDB Luxemburg senilai US$54 miliar bersumber dari industri jasa. Meski begitu, di Luxemburg juga dikenal sejumlah industri top dunia, seperti ArcelorMittal (baja), RTL Group (media), Evras Group (material) dan Tenaris (migas).

  3. Norwegia. Oslo, Norwegia Norwegia menduduki posisi ketiga sebagai negara terkaya dunia dengan PDB per kapita sebesar US$52.964 atau Rp477 juta per tahun. Negara yang terletak di bagian utara benua Eropa ini, jumlah penduduknya sangat sedikit, cuma 4,7 juta jiwa menempati wilayah seluas 323 ribu kilometer persegi. Norwegia merupakan negara eksportir minyak dan produk turunannya, mesin dan peralatan, logam, kimia, kapal dan perikanan. PDB Norwegia mencapai US$449 miliar pada 2008 dengan mengandalkan pada industri dan jasa. Sejumlah perusahaan besar asal Norwegia adalah Statoil (minyak dan gas), Telenor (telekomunikasi), Yara International (kimia) dan Orkla (makanan dan minuman.


  4. Brunei Darussalam. Brunei merupakan salah satu negara kecil di kawasan Asia Tenggara. Luas wilayah 5.765 kilometer persegi dengan jumlah penduduk 400 ribu orang. Total PDB per kapita penduduk Brunei adalah US$48,7 juta atau Rp438 juta per tahun.
    Dengan total PDB sebesar US$11,5 miliar, perekonomian Brunei mengandalkan pada industri minyak dan gas. Negeri kerajaan yang dipimpin Sultan Hassanal Bolkiah, salah satu orang terkaya di dunia merupakan negara yang memiliki kekayaan minyak melimpah.
  5. Singapura Kawasan Orchard Road, Singapura Singapura menempati posisi keempat dengan PDB per kapita sebesar US$52.840 atau Rp475 juta per tahun. Singapura yang terletak di kawasan Asia Tenggara merupakan negara pulau kecil, dengan luas hampir setara dengan Jakarta. Luas Singapura hanya 699 kilometer persegi, sedangkan luas Jakarta 661 kilometer persegi. Namun, jumlah penduduk Singapura cuma 4,75 juta jiwa.
    Total cadangan devisa negara ini US$187 miliar pada akhir Desember 2009 dan total produk domestik bruto sebesar US$181 miliar pada akhir 2008. Singapura mengandalkan pendapatan sebagai pusat jasa dan layanan finansial di Asia. Banyak orang kaya Asia, termasuk Indonesia yang menyimpan dananya di negeri ini.

    B. Negara Termiskin
    1. Republik Kongo. Produk domestik bruto (PDB) per kapita penduduk Kongo sebesar US$342 atau Rp3 juta per tahun. Tingkat PDB Kongo sebesar US$10,7 miliar pada 2008 dengan mengandalkan perekonomian pada sektor pertanian, seperti kopi produk kayu, serta sumber alam seperti permata, emas dan minyak.
    2. Zimbabwe. Tingkat PDB per kapita penduduk Zimbabwe sebesar US$365 atau Rp3,28 juta per tahun. Perekonomian negara di benua Afrika ini mengandalkan pertanian seperti kapas, tembakau dan pertambangan seperti emas dan platinum, serta industri tekstil.
    3. Perekonomian Zimbabwe juga sering kacau balau. Bayangkan, Zimbabwe merupakan satu negara dengan catatan rekor inflasi tertinggi di dunia, bahkan pernah mencapai 11,2 juta persen pada Agustus 2008. Zimbabwe juga dikenal sebagai negara yang pernah mengeluarkan pecahan mata uang terbesar di dunia, yakni 100 miliar dolar Zimbabwe.
    4. Burundi. PDB per kapita warga Burundi sebesar US$410 atau Rp3,69 juta per tahun. PDB negara ini hanya US$1,1 miliar pada 2008 dengan cadangan devisa cuma US$322 juta. Dengan total luas 27 ribu kilometer persegi, jumlah populasi Burundi mencapai 8,1 juta jiwa. Dari jumlah itu, sebanyak 93,4 persen penduduk hidup dalam kondisi miskin. Usia harapan hidup hanya 49 tahun.
    5. Liberia. PDB per kapita negara ini sebesar US$434 atau Rp3,9 juta per tahun. Total PDB negara ini sebesar US$870 juta dan mengandalkan sebagian besar pendapatan pada sektor pertanian, seperti karet, kopi dan coklat. Meski luasnya 111 ribu kilometer persegi di benua Afrika, jumlah penduduk Liberia cuma 4,13 juta jiwa. Sebagian besar atau 94,8 persen juga hidup dalam kemiskinan.
    6. Eritria. Tingkat PDB per kapita sebesar US$676 atau Rp6 juta per tahun. Perekonomian Eritria mengandalkan pada sektor pertanian, seperti tembakau, kapas, sorgum dan ternak, serta sektor industri seperti tekstil, semen dan pangan. Total PDB Eritria sebesar US$1,6 miliar pada 2008. Luas wilayah Eritria sebesar 117 kilometer persegi dengan jumlah penduduk hanya 4,9 juta jiwa.

Empat Lilin


Ada 4 lilin yang menyala,
Sedikit demi sedikit habis meleleh.Suasana begitu sunyi sehingga terdengarlah
percakapan mereka
Yang pertama berkata: “Aku adalah keindahan.” “Namun manusia tak mampu menjagaku: maka lebih baik aku mematikan diriku saja!”Demikianlah sedikit demi sedikit sang lilin padam.
Yang kedua berkata: “Aku adalah Kasih Sayang.” “Sayang akutak berguna lagi.” “Manusia tak mau mengenalku,untuk itulah tak ada gunanya aku tetap menyala.”Begitu selesai bicara, tiupan angin memadamkannya.
Dengan sedih giliran Lilin ketiga bicara:”Aku adalah Cinta” “Tak mampu lagi aku untuk tetap menyala.”“Manusia tidak lagi memandang dan mengganggapku berguna.”“Mereka saling membenci, bahkan membenci mereka yang mencintainya, membenci keluarganya. “Tanpa menunggu waktu lama, maka matilah Lilin ketiga.
Tanpa terduga…Seorang anak saat itu masuk ke dalam kamar,
dan melihat ketiga Lilin telah padam.Karena takut akan kegelapan itu, ia berkata: “Ekhapa yang terjadi?? Kalian harus tetap menyala, Akutakut akan kegelapan!”
Lalu ia mengangis tersedu-sedu.Lalu dengan terharu Lilin keempat berkata: Jangan takut, Janganlah menangis,selama aku masih ada dan menyala, kita tetap dapat selalu menyalakan ketiga Lilin lainnya:
Akulah H A R A P A N “Dengan mata bersinar, sang anak mengambil Lilin Harapan, lalu menyalakan kembali ketiga Lilinlainnya.
Apa yang tidak pernah mati hanyalah H A R A P A N.yang ada dalam hati kita….dan masing-masing kita semoga dapat menjadi alat, seperti sang anak tersebut, yang dalam situasi apapun mampu menghidupkan kembali Keindahan, Kasih Sayangdan Cinta dengan HARAPAN-Nya…

Keadaan Ekonomi Indonesia sebelum dan sesudah krisis moneter


BAB I
PENDAHULUAN


1.1. Latar Belakang Masalah
Inflasi merupakan permasalahan ekonomi yang tidak bisa dibiarkan begitu saja, karena dapat menimbulkan dampak yang sangat luas. Oleh karena itu inflasi sering menjadi target kebijakan pemerintah. Inflasi tinggi begitu penting untuk diperhatikan mengingat dampaknya bagi perekonomian yang bisa menimbulkan ketidakstabilan, pertumbuhanekonomi yang lambat, pengangguran yang selalu meningkat. Seperti pengangguran, inflasi juga merupakan masalah yang selalu dihadapi setiap perekonomian. Sampai di mana buruknya masalah ini berbeda di antara satu waktu ke waktu yang lain, dan berbeda pula dari satu negara ke negara lain.
Tingkat inflasi yaitu persentasi kenaikan harga – harga dalam suatu tahun tertentu, biasanya digunakan sebagai ukuran untuk menunjukkan sampai dimana buruknya masalah ekonomi yang dihadapi. Dalam perekonomian yang pesat berkembang inflasi yang rendah tingkatnya dinamakan inflasi merayap yaitu inflasi yang mencapai 2 sampai 4 persen. Sering sekali inflasi yang lebih serius, yaitu yang tingkatnya mencapai 5 sampai 10 persen atau sedikit lebih tinggi, akan berlaku. Pada waktu peperangan atau ketidakstabilan politik, inflasi dapat mencapai tingkat yang lebih tinggi yang kenaikan tersebut dinamakan hiperinflasi.
Akibat buruk inflasi pada perekonomian yang oleh sebagian ahli ekonomi berpendapat bahwa inflasi yang sangat lambat berlakunya dipandang sebagai stimulator bagi pertumbuhan ekonomie. Kenaikan harga tersebut tidak secepatnya diikuti oleh kenaikan upah pekerja, maka keuntungan akan bertambah. Pertambahan keuntungan akan menggalakkan investasi di masa akan datang dan ini akan menyebabkan percepatan dalam pertumbuhan ekonomi. Tetapi jika inflasi lebih serius keadaannya perekonomian tidak akan berkembang seperti yang diinginkan. Pengalaman beberapa Negara yang pernah mengalami hiperinflasi menunjukkan bahwa inflasi yang buruk akan menimbulkan ketidakstabilan sosial dan politik, dan tidak mewujudkan pertumbuhan ekonomi.
Pertumbuhan ekonomi adalah proses perubahan kondisi perekonomian suatu negara secara berkesinambungan menuju keadaan yang lebih baik selama periode tertentu. Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan juga sebagai proses kenaikan kapasitas produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional. Adanya pertumbuhan ekonomi merupakan indikasi keberhasilan pembangunan ekonomi
Pengangguran adalah orang yang masuk dalam angkatan kerja (15 sampai 64 tahun) yang sedang mencari pekerjaan dan belum mendapatkannya. Orang yang tidak sedang mencari kerja contohnya seperti ibu rumah tangga, siswa sekolan smp, sma, mahasiswa perguruan tinggi, dan lain sebagainya yang karena sesuatu hal tidak/belum membutuhkan pekerjaan.
            Neraca pembayaran intenasional suatu negara yang biasanya disebut juga  neraca pembayaran, neraca pembayaran luar negeri, balance of payment biasa didefinisikan sebagai suatu ringkasan pernyataan atau laporan yang pada intinya menyebutkan semua transaksi yang dilakukan oleh penduduk Negara lain, dan kesemuanya dicatat dengan metode dan dalam kurun waktu tertentu. Pada umumnya jangka waktu yang digunakan adalah satu tahun. Oleh karena hal diatas maka di dalam tugas ini penyusun sebagai penulis memberi judul  kondisi ekonomi sesudah dan sebelum krisis.

1.2. Rumusan Masalah
            Berdasarkan uraian diatas maka permasalahan yang akan diangkat dalam tugas ini adalah mengenai pengertian inflasi beserta pembagian , dampak- dampaknya terhadap partumbuhan ekonomi dan teori apa saja yang termasuk dalam inflasi, pengertian pengangguran, pengertian pertumbuhan dan pengertian neraca pembayaran dan apa-apa saja hubungan antara satu dengan yang lain. Karena dalam masalah ini membahas yang terdapat dalam Indonesia , maka disajikan gambaran inflasi yang terjadi di indonesia. Dalam rumusan ini juga membahas mengenai tingkat pertumbuhan ekonomi dan cara menghitung pertumbuhan ekonomi yang ada di indonesia. Dan kaitan ataupun hubungan antara inflasi , pertumbuhan ekonomi,pengangguran dan neraca pembayaran.


1.3. Batasan Masalah
            Penelitian ini akan dibatasi pada kasus perekonomian Indonesia periode tahun sebelum Negara Indonesia mengalami krisis global yaitu mulai tahun 1990 sampai tahun 1997 dan periode tahun sesudah Negara Indonesia mengalami krisis global yaitu mulai tahun 1999 sampai 2010 . Adapun variabel yang akan diuji dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Tingkat inflasi, tingkat pertumbuhan ekonomi, tingkat pengangguran dan neraca perdagangan  beserta hubungan ketiga masalah tersebut  setelah dilakukan perhitungan melalui model Ewiews 6.1.
1.4. Tujuan Penelitian
             Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk menganalisis bagaimanakah hubungan atau keterkaitan antara inflasi dengan tingkat pertumbuhan ekonomi, pengangguran dan neraca pembayaran dalam suatu kasus yang terjadi di negara Indonesia.

1.5. Manfaat Penelitian
            Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai :
1.Suatu kesempatan bagi penulis untuk menerapkan teori yang diperoleh diperkuliahan kedalam praktek yang sesungguhnya.

2. Memberikan gambaran mengenai inflasi terhadap pertumbuhan perekonomian, tingkat pengangguran dan neraca pembayaran sumatera utara bagi mahasiswa dan peneliti lainnya sebagai masukan dan bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan terhadap penelitian yang akan datang.

1.6. Sistematika Penulisan
BAB I.  Pendahuluan
Berisi tentang deskripsi dan latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian.

BAB II.  Tinjauan Umum Subyek Penelitian.
Bab ini berisi mengenai uraian/ deskripsi/ gambaran secara umum dari keadaan inflasi, pertumbuhan ekonomi, penggangguran dan neraca pembayaran

BAB III.  Metode Penelitian, Analisis dan pembahasan
Berisi tentang data, sumber data, dan metode perhitungan serta model pengujian yang akan dilakukan terhadap data-data yang diperoleh serta berisi tentang pengujian atas data-data yang diperoleh serta analisa dan pembahasan lebih lanjut melalui model yang telah ditentukan.

BAB IV.  Penutup
Bab ini berisi dua hal :
1. Kesimpulan
Bagian ini berisi tentang kesimpulan yang diambil sebagai jawaban atas rumusan masalah.
2.Saran
Bagian ini berisi tentang saran praktis apa yang dimunculkan sebagai masukan atas hasil penelitian yang telah dilakukan




















BAB II
PEMBAHASAN
v  PENGANGGURAN
2.1  Definisi Inflasi
Inflasi adalah suatu keadaan dimana terjadi kenaikan harga-harga secara tajam (absolute) yang berlangsung terus-menerus dalam jangka waktu yang lama. Menurut (Sri Mulyani, 2007). Inflasi merupakan salah satu peristiwa moneter yang sangat penting dan dijumpai di hampir semua Negara di dunia. Inflasi adalah kecenderungan dari harga – harga untuk menaik secara umum dan terus menerus. Kenaikan harga dari satu atau dua barang saja tidak dapat disebut inflasi, kecuali bila kenaikan tersebut meluas kepada atau mengakibatkan kenaikan sebagian besar dari barang – barang lain (Boediono, 1995). Menurut A.P. Lehner, inflasi adalah keadaan dimana terjadi kelebihan permintaan( Excess Demand ) terhadap barang-barang dalam perekonomian secara keseluruhan. Sementara itu Ackley mendefinisikan inflasi sebagaisuatu kenaikan harga yang terus menerus dari barang dan jasa secara umum (bukansatu macam barang saja dan sesaat). Menurut definisi ini, kenaikan harga yang sporadis bukan dikatakan sebagai inflasi (Iswardono, 1990).

2. 2  Jenis Inflasi
Inflasi dapat digolongkan menurut sifatnya, menurut sebabnya, parah dan tidaknya inflasi tersebut dan menurut asal terjadinya.
1). Menurut Sifatnya
Inflasi menurut sifatnya digolongkan dalam tiga kategori  yaitu :
a.       Inflasi Merayap
Kenaikan harga terjadi secara lambat, dengan persentase yang kecil dan dalam jangka waktu yang relatif lama (di bawah 10% per tahun).
b.      Inflasi Menengah
Kenaikan harga yang cukup besar dan kadang-kadang berjalan dalam waktuyang relatif pendek serta mempunyai sifat akselerasi.



c.       Inflasi Tinggi
Kenaikan harga yang besar bisa sampai 5 atau 6 kali. Masyarakat tidak lagi berkeinginan menyimpan uang. Nilai uang merosot dengan tajam sehingga ingin
ditukar dengan barang. Perputaran uang makin cepat, sehingga harga naik secara akselerasi.

2) Menurut Sebabnya
a.Demand Pull Inflation
Inflasi ini bermula dari adanya kenaikan permintaan total (agregat demand). Sedangkan produksi telah berada pada keadaan kesempatan kerja penuhatau hampir mendekati kesempatan kerja penuh. Apabila kesempatan kerja penuh (full employment) telah tercapai, penambahan permintaan selanjutnya hanyalah akanmenaikkan harga saja (sering disebut dengan Inflasi murni). Apabila kenaikan permintaan ini menyebabkan keseimbangan GNP berada di atas/melebihi GNP padakesempatan kerja penuh maka akan terdapat adanya inflationary gap. Inflationary gap inilah yang akan menyebabkan inflasi.

b. Cost Push Inflation
Berbeda dengan demand-pull inflation, cost-push inflation biasanya ditandai dengan kenaikan harga serta turunnya produksi. Jadi, inflasi yang dibarengi dengan resesi. Keadaan ini timbul biasanya dimulai dengan adanya penurunan dalam penawaran total (aggregate supply) sebagai akibat kenaikan biaya produksi. Kenaikan biaya produksi ini dapat timbul karena beberapa faktor diantaranya :
  • perjuangan serikat buruh yang berhasil untuk menuntu kenaikan upah
  • Suatu industri yang sifatnya monopolistis, manajer dapat menggunakan kekuasaannya di pasar untuk menentukan harga (yang lebih tinggi).
  • Kenaikan harga bahan baku industri.
3) Berdasarkan Parah Tidaknya Inflasi Tersebut
1. Inflasi ringan (dibawah 10% setahun)
2. Inflasi sedang (antara 10%-30% setahun)
3. Inflasi berat (antara 30%-100% setahun)
4. Hiperinflasi ( diatas 100% setahun )


4) Penggolongan Inflasi menurut asalnya (Boediono, 1985 : 164-165) :
a. Domestic Inflation
Inflasi yang berasal dari dalam negeri sendiri ini timbul antara lain karenadefisit anggaran belanja yang dibiayai dengan percetakan uang baru, atau bisa juga disebabkan oleh gagal panen.
b. Imported Inflation
Inflasi yang berasal dari luar negeri ini timbul karena kenaikan harga-harga diluar negeri atau negara-negara langganan berdagang. Penularan inflasi dariluar negeri ke dalam negeri ini jelas lebih mudah terjadi pada negara-negarayang menganut perekonomian terbuka, yaitu sektor perdagangan luar.

II. DATA INFLASI
Dalam masalah ini juga kita dapatkan data inflasi selama 8 tahun yakni 1990 sampai dengan 1997 yang terjadi di Indonesia sebelum  terjadinya krisis :

Tahun
Tingkat inflasi (%)
1990
9.53
1991
9.52
1992
4.94
1993
9.77
1994
9.24
1995
8.64
1996
6.47
1997
11.05

 Sebelum terjadi krisis Pada tahun 1990 Indonesia mengalami inflasi sebanyak 9.53 % dan menurun pada tahun 1991 sebesar 9.52 % dan pada tahun 1992 inflasi Negara Indonesia semakin menurun yaitu sebesar 4.94 % dilanjutkan semakin melonjaknya pada tahun 1993 yaitu sebesar 9.77% dan menurun pada tahun 1994 yaitu sebesar 9.24 % dan menurun juga pada tahun 1995 sebesar 8.64 % dan makin menurun juga pada tahun 1996 yaitu sebesar 6.47 %, dan pada tahun 1997 meningkatnya inflasi Negara Indonesia yaitu sebesar 11.05%

Dalam masalah ini juga kita dapatkan data inflasi selama 12 tahun yakni 1999 sampai dengan 2010 yang terjadi di Indonesia sesudah krisis  terjadinya krisis :

Tahun
Tingkat inflasi (%)
1999
2.01
2000
9.35
2001
12.55
2002
10.03
2003
5.06
2004
6.40
2005
17.11
2006
6.60
2007
6.59
2008
11.06
2009
2.78
2010
6.96


Sesudah terjadi krisis pada tahun 1999 inflasi di Negara Indonesia sebesar 2.01% dan dilanjutkan seiring melonjaknya kenaikan pada tahun 2000 yaitu sebesar 9.3 % dan makin meningkat pada tahun 2001 sebesar 12.5 % dan menurun pada tahun 2002 yaitu 10.03%  dan makin menurun pada tahun 2003 sebesar 5.06% dan meningkat pada tahun 2004 sebesar 6.40%, dan makin melonjak pada tahun 2005 sebesar 17,11% dan menurun pada tahun 2006 dan 2007 sebesar 6.60% dan 6.59%. dan pada tahun 2008 meningkat sebesar 11.06% dan makin menurun pada tahun 2009 sebesar 2.78% dan makin meningkat pada tahun 2010 sebesar 6.96%.


v  PERTUMBUHAN EKONOMI
2.1 Defenisi Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi adalah proses perubahan kondisi perekonomian suatu negara secara berkesinambungan menuju keadaan yang lebih baik selama periode tertentu. Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan juga sebagai proses kenaikan kapasitas produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional. Adanya pertumbuhan ekonomi merupakan indikasi keberhasilan pembangunan ekonomi.

2.2 Teori Pertumbuhan Ekonomi Historis
Teori ini dikemukakan oleh beberapa ahli sebagai berikut:
1.1.Werner Sombart
Menurut Werner Sombart pertumbuhan ekonomi suatu bangsa dapat dibagi menjadi tiga tingkatan:
§  Masa perekonomian tertutup
Pada masa ini, semua kegiatan manusia hanya semata-mata untuk memenuhi kebutuhannya sendiri. Individu atau masyarakat bertindak sebagai produsen sekaligus konsumen sehingga tidak terjadi pertukaran barang atau jasa. Masa pererokoniam ini memiliki ciri-ciri:
1.     Kegiatan manusia untuk memenuhi kebutuhan sendiri
2.     Setiap individu sebagai produsen sekaligus sebagai konsumen
3.     Belum ada pertukaran barang dan jasa
§  Masa kerajinan dan pertukangan
Pada masa ini, kebutuhan manusia semakin meningkat, baik secara kuantitatif maupun secara kualitatif akibat perkembangan peradaban. Peningkatan kebutuhan tersebut tidak dapat dipenuhi sendiri sehingga diperlukan pembagian kerja yang sesuai dengan keahlian masing-masing. Pembagian kerja ini menimbulkan pertukaran barang dan jasa. Pertukaran barang dan jasa pada masa ini belum didasari oleh tujuan untuk mencari keuntungan, namun semata-mata untuk saling memenuhi kebutuhan. Masa kerajinan dan pertukangan memiliki beberapa ciri-ciri sebagai berikut:
§  Meningkatnya kebutuhan manusia
§  Adanya pembagian tugas sesuai dengan keahlian
§  Timbulnya pertukaran barang dan jasa
§  Pertukaran belum didasari profit motive
§  Masa kapitalis
Pada masa ini muncul kaum pemilik modal (kapitalis). Dalam menjalankan usahanya kaum kapitalis memerlukan para pekerja (kaum buruh). Produksi yang dilakukan oleh kaum kapitalis tidak lagi hanya sekedar memenuhi kebutuhanya, tetapi sudah bertujuan mencari laba. Werner Sombart membagi masa kapitalis menjadi empat masa sebagai berikut:
§  Tingkat prakapitalis
Masa ini memiliki beberapa ciri, yaitu:
1.     Kehidupan masyarakat masih statis
2.     Bersifat kekeluargaan
3.     Bertumpu pada sektor pertanian
4.     Bekerja untuk memenuhi kebutuhan sendiri
5.     Hidup secara berkelompok
§  Tingkat kapitalis
Masa ini memiliki beberapa ciri, yaitu:
1.     Kehidupan masyarakat sudah dinamis
2.     Bersifat individual
3.     Adanya pembagian pekerjaan
4.     Terjadi pertukaran untuk mencari keuntungan
§  Tingkat kapitalisme raya
Masa ini memiliki beberapa ciri, yaitu:
1.     Usahanya semata-mata mencari keuntungan
2.     Munculnya kaum kapitalis yang memiliki alat produksi
3.     Produksi dilakukan secara masal dengan alat modern
4.     Perdagangan mengarah kepada ke persaingan monopoli
5.     Dalam masyarakat terdapat dua kelompok yaitu majikan dan buruh
§  Tingkat kapitalisme akhir
Masa ini memiliki beberapa ciri, yaitu :
1.     Munculnya aliran sosialisme
2.     Adanya campur tangan pemerintah dalam ekonomi
3.     Mengutamakan kepentingan bersama
1.2.Friedrich List (1789-1846)
Menurut Friendrich List, pertumbuhan ekonomi suatu bangsa dapat dibagi menjadi empat tahap sebagai berikut:
1.     Masa berburu dan pengembaraan
2.     Masa beternak dan bertani
3.     Masa bertani dan kerajinan
4.     Masa kerajinan, industri, perdagangan
1.2 Karl Butcher18471930
Menurut Karl Bucher, pertumbuhan ekonomi suatu bangsa dapat dibedakan menjadi empat tingkatan sebagai berikut:
1.     Masa rumah tangga tertutup
2.     Rumah tangga kota
3.     Rumah tangga bangsa
4.     Rumah tangga dunia
W.W.Rostow mengungkapkan teori pertumbuhan ekonomi dalam bukunya yang bejudul The Stages of Economic Growth menyatakan bahwa pertumbuhan perekonomian dibagi menjadi 5 (lima) sebagai berikut:
§  Masyarakat Tradisional (The Traditional Society)
1.     Merupakan masyarakat yang mempunyai struktur pekembangan dalam fungsi-fungsi produksi yang terbatas.
2.     Belum ada ilmu pengetahuan dan teknologi modern
3.     Terdapat suatu batas tingkat output per kapita yang dapat dicapai
§  Masyarakat pra kondisi untuk periode lepas landas (the preconditions for take off)
1.     Merupakan tingkat pertumbuhan ekonomi dimana masyarakat sedang berada dalam proses transisi.
2.     Sudah mulai penerapan ilmu pengetahuan modern ke dalam fungsi-fungsi produksi baru, baik di bidang pertanian maupun di bidang industri.
§  Periode Lepas Landas (The take off)
1.     Merupakan interval waktu yang diperlukan untuk emndobrak penghalang-penghaang pada pertumbuhan yang berkelanjutan.
2.     Kekuatan-kekuatan yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi diperluas
3.     Tingkat investasi yang efektif dan tingkat produksi dapat meningkat
4.     Investasi efektif serta tabungan yang bersifat produktif meningkat atau lebih dari jumlah pendapatan nasional.
5.     Industri-industri baru berkembang dengan cepat dan industri yang sudah ada mengalami ekspansi dengan cepat.
§  Gerak Menuju Kedewasaan (Maturity)
1.     Merupakan perkembangan terus menerus daimana perekonoian tumbuh secaa teratur serta lapangan usaha bertambah luas dengan penerapan teknologi modern.
2.     Investasi efektif serta tabungan meningkat dari 10 % hingga 20 % dari pendapatan nasional dan investasi ini berlangsung secara cepat.
3.     Output dapat melampaui pertamabahn jumlah penduduk
4.     Barang-barang yang dulunya diimpor, kini sudah dapat dihasilkan sendiri.
5.     Tingkat perekonomian menunjukkkan kapasitas bergerak melampau kekuatan industri pada  masa take off dengan penerapan teknologi modern

§  Tingkat Konsumsi Tinggi (high mass consumption)
1.     Sektor-sektor industri emrupakan sektor yang memimpin (leading sector) bergerak ke arah produksi barang-barang konsumsi tahan lama dan jasa-jasa.
2.     Pendapatn riil per kapita selalu meningkat sehingga sebagian besar masyarakat mencapai tingkat konsumsi yang melampaui kebutuhan bahan pangan dasar, sandang, dan pangan.
3.     Kesempatan kerja penuh sehingga pendapata nasional tinggi.
4.     Pendapatan nasional yang tinggi dapat memenuhi tingkat konsumsi tinggi.

2.2. Teori Klasik dan Non Klasik
§  Teori Klasik
Teori Adam Smith beranggapan bahwa pertumbuhan ekonomi sebenarnya bertumpu pada adanya pertambahan penduduk. Dengan adanya pertambahan penduduk maka akan terdapat pertambahan output atau hasil. Teori Adam Smith ini tertuang dalam bukunya yang berjudul An Inquiry Into the Nature and Causes of the Wealth of Nations.
Ricardo berpendapat bahwa faktor pertumbuhan penduduk yang semakin besar sampai menjadi dua kali lipat pada suatu saat akan menyebabkan jumlah tenaga kerja melimpah. Kelebihan tenaga kerja akan mengakibatkan upah menjadi turun. Upah tersebut hanya dapat digunakan untuk membiayai taraf hidup minimum sehingga perekonomian akan mengalami kemandegan (statonary state). Teori David Ricardo ini dituangkan dalam bukunya yang berjudul The Principles of Political and Taxation.
§  Teori Neoklasik
Robert Solow berpendapat bahwa pertumbuhan ekonomi merupakan rangkaian kegiatan yang bersumber pada manusia, akumulasi modal, pemakaian teknologi modern dan hasil atau output. Adapun pertumbuhan penduduk dapat berdampak positif dan dapat berdampak negatif. Oleh karenanya, menurut Robert Solow pertambahan penduduk harus dimanfaatkan sebagai sumber daya yang positif. b. Harrord Domar Teori ini beranggapan bahwa modal harus dipakai secara efektif, karena pertumbuhan ekonomi sangat dipengaruhi oleh peranan pembentukan modal tersebut. Teori ini juga membahas tentang pendapatan nasional dan kesempatan kerja.

2.3. Faktor-Faktor Pertumbuhan Ekonomi
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi adalah:
§  Faktor Sumber Daya Manusia
Sama halnya dengan proses pembangunan, pertumbuhan ekonomi juga dipengaruhi oleh SDM. Sumber daya manusia merupakan faktor terpenting dalam proses pembangunan, cepat lambatnya proses pembangunan tergantung kepada sejauhmana sumber daya manusianya selaku subjek pembangunan memiliki kompetensi yang memadai untuk melaksanakan proses pembangunan.
§  Faktor Sumber Daya Alam
Sebagian besar negara berkembang bertumpu kepada sumber daya alam dalam melaksanakan proses pembangunannya. Namun demikian, sumber daya alam saja tidak menjamin keberhasilan proses pembanguan ekonomi, apabila tidak didukung oleh kemampaun sumber daya manusianya dalam mengelola sumber daya alam yang tersedia. Sumber daya alam yang dimaksud dinataranya kesuburan tanah, kekayaan mineral, tambang, kekayaan hasil hutan dan kekayaan laut.
§  Faktor Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat mendorong adanya percepatan proses pembangunan, pergantian pola kerja yang semula menggunakan tangan manusia digantikan oleh mesin-mesin canggih berdampak kepada aspek efisiensi, kualitas dan kuantitas serangkaian aktivitas pembangunan ekonomi yang dilakukan dan pada akhirnya sberakibat pada percepatan laju pertumbuhan perekonomian.
§  Faktor Budaya
Faktor budaya memberikan dampak tersendiri terhadap pembangunan ekonomi yang dilakukan, faktor ini dapat berfungsi sebagai pembangkit atau pendorong proses pembangunan tetapi dapat juga menjadi penghambat pembangunan. Budaya yang dapat mendorong pembangunan diantaranya sikap kerja keras dan kerja cerdas, jujur, ulet dan sebagainya. Adapun budaya yang dapat menghambat proses pembangunan diantaranya sikap anarkis, egois, boros, KKN, dan sebagainya.
§  Sumber Daya Modal
Sumber daya modal dibutuhkan manusia untuk mengolah SDA dan meningkatkan kualitas IPTEK. Sumber daya modal berupa barang-barang modal sangat penting bagi perkembangan dan kelancaran pembangunan ekonomi karena barang-barang modal juga dapat meningkatkan produktivitas.
II. DATA PERTUMBUHAN EKONOMI
Data pertumbuhan ekonomi Indonesia mulai tahun 1990 sampai 1997 sebelum Negara Indonesia mengalami krisis global.
Tahun
Tingkat Pertumbuhan Ekonomi (%)
1990
9.00
1991
8.92
1992
7.22
1993
7.25
1994
7.53
 1995
8.21
1996
7.82
1997
4.70

Data pertumbuhan ekonomi indonesia mulai tahun 1999 sampai tahun 2010 sesudah Negara Indonesia mengalami kriss global.
Tahun
Tingkat Pertumbuhan Ekonomi (%)
1999
0.8
2000
4.9
2001
3.64
2002
4.50
2003
4.72
2004
5.03
2005
5.69
2006
5.50
2007
6.35
2008
6.02
2009
4.63
2010
6.20

v  PENGANGGURAN
2.3.Defenisi pengangguran

• Pengangguran adalah orang yang masuk dalam angkatan kerja (15 sampai 64 tahun) yang sedang mencari pekerjaan dan belum mendapatkannya. Orang yang tidak sedang mencari kerja contohnya seperti ibu rumah tangga, siswa sekolan smp, sma, mahasiswa perguruan tinggi, dan lain sebagainya yang karena sesuatu hal tidak/belum membutuhkan pekerjaan.

Jenis pengangguran
  • Berdasarkan Penyebab Terjadinya 
    • Pengangguran Konjungtur / Siklis : Pengangguran yang berkaitan dengan turunnnya perekonomian suatu negara.
    • Pengangguran Struktural : Pengangguran yang terjadi karena perubahan struktur atau perubahan komposisi perekonomian.
    • Pengangguran Frisksional : Pengangguran yang terjadi karena kesulitan temporer dalam mempertemukan pemberi kerja dan pelamar kerja.
    • Pengangguran Musiman : Pengangguran yang terjadi karena pergantian musim.
  • Berdasarkan Menurut Lama Waktu Kerja
    • Pengangguran Terbuka : Situasi dimana orang sama sekali tidak bekerja dan berusaha mencari pekerjaan.
    • Setengah Menganggur : Situasi dimana orang bekerja tapi tenaganya termanfaatkan diukur dari curahan jam kerja, produktivitas kerja, dan penghasilan yang diperoleh.
    • Pengangguran terselubung : Situasi dimana tenaga kerja tidak bekerja secara optimal. Dikarenakan ketidaksesuaian antara pekerjaan dan kemampuan.
Dampak Pengangguran
  • Pendapatan Nasional dan Pendapatan Per Kapita. Pendapatan nasional dapat dihitung dari pendapatan yang diterima pekerja. Jadi dapat dikatakan apabila tingkat pengangguran tinggi maka nilai komponen pendapatan semakin kecil dan mempengaruhi pendapatan nasional. Pendapatan per kapita pun seperti itu. semuanya dipengaruhi dengan pendapatan nasional.
  • Penerimaan Negara. Pajak merupakan bagian penerimaan negara. Pajak penghasilan pun merupakan salah satu pemasukan negara. Dengan tingginya pengangguran maka pendapatan negara di bidang pajak penghasilan akan berkurang.
  • Beban Psikologis. Semakin lama orang menganggur, akan semakin besar beban psikologis yang ditanggung.
  • Beban Sosial. Semakin besar penganggur. Semakin besar juga biaya sosial yang keluar. Biaya medis, keamanan, dll. menjadi pengeluaran yang otomatis sejalan dengan kehidupan penganggur. 
Cara Mengatasi Pengangguran
  1. Peningkatan daya beli masyarakat.
  2. Pengadaan proyek bersifat umum.
  3. Pengadaan pendidikan dan pelatihan untuk penambahan kualitas tenaga kerja.
  4. Pemberitahuan informasi tentang lowongan kerja.
  5. Bursa lowongan kerja untuk mempertemukan pekerja dan pekerjaan.
II.  DATA PENGANGGURAN

Data pengangguran Negara Indonesia mulai tahun 1990 sampai 1997 sebelum Negara Indonesia mengalami krisis global.
Tahun
Tingkat Pengangguran (%)
1990
2.51
1991
2.59
1992
2.74
1993
2.76
1994
4.46
1995
3.52
1996
4.06
1997
4.60

Data pertumbuhan ekonomi indonesia mulai tahun 1999 sampai tahun 2010 sesudah Negara Indonesia mengalami kriss global.
Tahun
Tingkat Pengangguran (%)
1999
6.36
2000
6.08
2001
8.10
2002
9.09
2003
9.57
2004
9.86
2005
10.26
2006
10.28
2007
9.12
2008
8.39
2009
7.87
2010
7.41





v  NERACA PEMBAYARAN
4.1 Pengertian Neraca Pembayaran Internasional
Neraca pembayaran intenasional suatu negara yang biasanya disebut juga  neraca pembayaran, neraca pembayaran luar negeri, balance of payment biasa didefinisikan sebagai suatu ringkasan pernyataan atau laporan yang pada intinya menyebutkan semua transaksi yang dilakukan oleh penduduk Negara lain, dan kesemuanya dicatat dengan metode dan dalam kurun waktu tertentu. Pada umumnya jangka waktu yang digunakan adalah satu tahun.
Transaksi-transaksi dalam neraca pembayaran intemasional perlu dibedakan transaksi-transaksi mana yang merupakan transaksi kredit dan transaksi mana yang merupakan transaksi debet. Karena tanpa adanya pembedaan ini suatu neraca pembayaran intenasional tidak akan mempunyai arti sama sekali. Dalam kita menggolong-golongkan transaksi-transaksi intenasional ke dalam transaksi kredit dan transaksi debet, prinsip-prinsip yang perlu kita perhatikan adalah (Soediyono, 1991:58):
a.  Suatu transaksi merupakan transaksi kredit, apabila transaksi tersebut timbulnya atau bertambahnya hak bagi penduduk negara yang mempunyai   neraca  pembayaran   internasional  tersebut  untuk menerima pembayaran dari negara lain.
b. Suatu transaksi merupakan transaksi debit, apabila transaksi tersebut mengakibatkan timbulnya atau bertambahnya kewajiban bagi penduduk negara yang mempunyai neraca pembayaran tersebut untuk mengadakan pembayaran kepada penduduk negara lain.

Selain itu, neraca pembayaran masih memerlukan beberapa penjelasan lebih lanjut, dengan alasan Pertama, adalah terlalu sulit untuk membayangkan bahwa jutaan transaksi yang berlangsung setiap tahun antara penduduk suatu Negara dengan penduduk dari Negara lain dapat dicatat dengan lengkap dan detail pada neraca pembayaran. Dalam prakteknya, yang tercatat dalam neraca pembayaran hanya sekedar rangkuman dari setiap transaksi yang masing-masing diketegorikan dalam pos-pos tertentu demi memudahkan pencatatan dan pengolahannya. Sebagai sebuah ringkasan, data-data yang terdapat pada neraca pembayaran merangkum seluruh kegiatan perdagangan dan ekonomi pada umumnya dalam beberapa jenis transaksi yang kemudian dibakukan sebagai standart penyusunan neraca pembayaran. Kedua, neraca pembayaran juga memuat transaksi-transaksi di mana penduduk dari Negara lain tidak secara langsung terlibat, misalnya ketika bank sentral dari Negara yang bersangkutan menjual sebagian asset-aset cedangan internasionalnya kepada bank-bank komersial domestic.
Transaksi internasional diartikan sebagi aktivitas pertukaran barang, jasa, atau asset antara penduduk dari suatu Negara dengan penduduk dari Negara lain. Istilah penduduk di sini tidak hanya menunjuk pada individu, namun juga perusahaan, unit-unit ekonomi pada umumnya, dan bahkan pemerintah. Namun, hadiah dan beberapa bentuk transfer (yang tidak disertai dengan pembayaran) juga dimasukkan dalam pencatatan neraca pembayaran dari suatu Negara. Agar tidak menimbulkan kerancuan, pengertian penduduk dari suatu Negara perlu diperjelas lebih jauh. Para diplomat, personil militer, wisatawan, dan para pekerja migrant musiman tetap dihitung sebagi penduduk dari Negara asalnya. Demikian pula, sebuah perusahaan dianggap sebagai penduduk dari Negara di mana ia berasal, akan tetapi cabang-cabang dan anak-anak perusahaannya yang tersebar di Negara-negara lain dihitung sebagai penduduk di Negara di mana mereka berada. Hal penting lainnya yang perlu diingat adalah setiap neraca pembayaran senantiasa memiliki dimensi waktu. Artinya apa yang dicatat di situ adalah arus pertukaran barang, jasa, hadiah, dan asset antara penduduk dari suatu Negara dengan penduduk dari Negara lain dalam kurun waktu tertentu.

4.1 Komponen Neraca Pembayaran Internasional
Pada dasamya neraca pembayaran terdiri dari beberapa komponen. Komponen pertama adalah neraca perdagangan {balance of trade), yang merupakan selisih nilai ekspor dan nilai impor barang. Neraca perdagangan yang mengalami surplus berarti bahwa ekspor barang lebih besar daripada impor barang. Jika negatif berarti nilai impor barang lebih besar daripada nilai ekspornya. Komponen kedua adalah neraca jasa yang merupakan selisih antara ekspor jasa dan impor jasa. Neraca jasa positif menunjukkan bahwa ekspor jasa lebih besar daripada impor jasa, bemilai negatif bila impor jasa lebih besar dari ekspornya. Apabila neraca perdagangan dan neraca jasa digabung, akan diperoleh neraca transaksi berjalan atau current account.

1.  Neraca Transaksi Berjalan (Current Account)
Neraca transaksi berjalan adalah gabungan dari neraca perdagangan dan neraca jasa. Neraca transaksi berjalan (current account) mencatat segenap arus perdagangan barang dan jasa serta transfer unilateral (satu arah). Kategori utama transaksi atau perdagangan jasa adalah transaksi untuk jasa perjalanan dan transportasi, penerimaan dan pengeluaran atas investasi asing, serta transaksi-transaksi militer. Transfer unilateral mengacu pada kiriman atau pemberian dana dari individu dan pemerintah domestik kepada pihak asing, serta berbagai kiriman dari pihak asing (pemerintah maupun individu) kepada pihak domestik (pemerintah atau individu) pendapatan dari ekspor barang dan jasa, serta penerimaan transfer unilateral masuk kedalam neraca transaksi berjalan sebagai kredit (+) karena transaksi itu membawa penerimaan pembayaran dari pihak luar negeri. Sebaliknya, pengeluaran untuk impor barang dan jasa serta pengeluaran transfer unilateral masuk kedalam neraca transaksi berjalan sebagai debet (-) karena hal itu mengakibatkan kewajiban pembayaran pihak domestik kepada pihak luar negeri.
Transaksi ekspor meliputi ekspor barang dan ekspor jasa. Ekspor barang meliputi barang-barang yang bisa dilihat secara fisik seperti minyak, kayu, tembakau, timah dan sebagainya. Ekspor jasa misalnya penjualan jasa-jasa angkutan, tourisme, dan asuransi. Dalam transaksi jasa ini termasuk juga pendapatan dari investasi capital di luar negeri. Impor barang misalnya barang konsumsi, bahan mentah untuk industri. Sedang impor jasa meliputi pembelian jasa-jasa dari penduduk negara lain. Termasuk dalam impor jasa adalah pembayaran pendapatan (bunga, deviden, atau keuntungan) untuk modal yang ditanam di dalam negeri oleh penduduk negara lain.
Transaksi yang sedang berjalan mempunyai arti khusus.Surplus transaksi berjalan menunjukkan bahwa ekspor lebih besar daripada impor. Ini berarti bahwa suatu Negara mengalami akumulasi kekayaan valuta asing, sehingga  mempunyai saldo (+) dalam investasi luar negeri. Sebaliknya defisit transaksi beijalan berarti impor lebih besar daripada ekspor, sehingga terjadi pengurangan investasi di luar negeri. Dengan demikian transaksi berjalan sangat erat hubungannya dengan pendapatan nasional, karena ekspor dan impor merupakan komponen penghasilan nasional. Hal ini dapat dilihat pada persamaan:
Y= C+I+G+(X-M)
Dimana Y adalah pendapatan nasional, C untuk pengeluaran konsumsi, I pengeluaran investasi (swasta), G adalah pengeluaran pemerintah |dan (X-M) adalah neraca perdagangan (netto).
Apabila (X-M) positif berarti (C+I+G)<Y, implikasinya bahwa suatu negara   menghasilkan lebih banyak dari yang digunakan sehingga kelebihannya dijual ke luar negeri. Sebaliknya (X-M) negatif berarti negara tersebut pengeluarannya lebih besar daripada yang dihasilkannya. Dengan demikian jelas bahwa suatu negara akan bisa memperbaiki neraca perdagangannya apabila dapat meningkatkan hassil nasional lebih besar daripada penggunaannya. Ada 3 persoalan pokok yang dapat menimbulkan defisit dalam neraca transaksi berjalan yaitu (Roswita dalam Supriyanto dan Agung F Sampurna, 1999):
a.  Defisit neraca perdagangan lebih besar dari surplus neraca jasa
b.  Defisit neraca jasa lebih besar dari surplus neraca perdagangan
c   Defisit neraca perdagangan disertai defisit neraca jasa
Tiga persoalan diatas sekaligus menunjukkan ringan dan beratnya defisit dalam neraea transaksi berjalan.
Persoalan lama yang dihadapi Indonesia mengenai transaksi luar negeri adalah defisit dalam neraca jasa. Defisit ini disebabkan oleh defisit dalam transaksi jasa migas dan non migas. Dalam hal jasa minyak misalnya Indonesia harus membayar kontrak karya (contract of work = COW), bagi hasil (production sharing) yang cukup besar kepada kontraktor asing yang memang memiliki teknologi canggih. Sedangkan untuk transaksi jasa non migas defisit neraca jasa juga disebabkan oleh masih tingginya freight on impor (biaya perkapalan) disamping interest payment (pembayaran bunga) dan profit transfer untuk para investor penanaman modal asing (Widodo, 1990:92).

2. Neraca Modal (Capital Account)
Neraca modal merupakan bagian dari neraca pembayaran yang khusus mencatat arus masuk dan arus keluar dari pinjaman dan investasi asing, serta segenap pembayaran bunga dan cicilan hutang. Neraca modal menunjukkan perubahan dalam harta kekayaan (asset) negara di luar negeri dan asset luar negeri di negara itu, di luar asset cadangan pemerintah.
Kenaikan dalam aset negara di luar negeri dan pengeluaran dalam aset luar negeri di negara itu (selain daripada aset pemerintah) merupakan arus keluar modal (capital outflow) atau debet (-), karena hal itu menyebabkan pembayaran kepada pihak asing. Dilain pihak penurunan dalam asset negara tersebut di luar negeri dan kenaikan asset luar negeri di negara itu adalah arus masukan modal (capital) atau kredit karena hal itu menimbulkan penerimaan dari orang asing. Transaksi modal dapat dibagi dua, yaitu (Halwani, 2002:168):
1) Transaksi modal jangka pendek, meliputi:
a) Kredit untuk perdagangan dari negara lain (transaksi kredit) atau kredit perdagangan yang diberikan kepada penduduk negara lain (transaksi debet).
b)  Deposito bank di luar negeri (transaksi debet) atau deposito bank didalam negeri milik penduduk negara lain (transaksi kredit).
c)  Pembelian surat berharga luar negeri jangka pendek (transaksi debet) atau penjualan surat berharga dalam negeri jangka pendek kepada penduduk negara lain (transaksi kredit).
2) Transaksi modal jangka panjang, meliputi:
a)  Investasi langsung di luar negeri (transaksi debet) atau investasi asing di dalam negeri (transaksi kredit).
b) Pembelian surat-surat berharga jangka panjang milik penduduk negara lain (transaksi debet) atau pembelian surat-surat berharga jangka panjang dalam negeri oleh penduduk asing (transaksi kredit).
c)  Pinjaman jangka panjang yang diberikan kepada penduduk negara lain (transaksi debet) atau pinjaman jangka panjang yang diterima dari penduduk negara lain (transaksi kredit). Jadi setiap transaksi modal yang menyebabkan kenaikan (penurunan) kekayaan suatu negara di luar negeri merupakan aliran modal keluar (masuk) atau merupakan transaksi debet (kredit). Demikian juga setiap transaksi modal yang menyebabkan kenaikan (penurunan) kekayaan asing di dalam negeri merupakan aliran modal masuk (keluar) atau merupakan transaksi debet (kredit).

3.  Cadangan Devisa
Cadangan devisa adalah sejumlah valuta asing yang dicadangkan dan dikuasai oleh bank sentral (di Indonesia dipegang oleh Bank Indonesia). Dana ini digunakan untuk membiayai impor dan kewajiban lain kepada pihak asing, seperti pembayaran pinjaman luar negeri. Besar kecilnya cadangan devisa tergantung pada neraca pembayaran. Cadangan devisa berasal dari dua sumber, yaitu pendapatan ekspor bersih atau surplus neraca modal (B. E Julianery dalam Hariawan Rahwanto, 2007).

4.   Selisih Perhitungan
Rekening ini merupakan rekening penyeimbang apabila nilai transaksi-transaksi kredit tidak persis sama dengan nilai transaksi-transaksi debit. Dengan adanya rekening selisih perhitungan ini maka jumlah total nilai sebelah kredit dan debit dari suatu neraca pembayaran internasional akan selalu sama {balance).

C.  Struktur Neraca Pembayaran
Dilihat dari strukturnya, neraca pembayaran dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok besar, yaitu transaksi berjalan dan transaksi modal. Masing-masing komponen dalam kelompok terdiri dari sisi kredit dan debit. Sisi kredit mencatat  transaksi-transaksi yang menimbulkan hak bagi penduduk suatu negara untuk menerima pembayaran. Sisi debit mencatat transaksi-transaksi yang menimbulkan kewajiban membayar bagi penduduk suatu negara terhadap penduduk negara lain. Struktur neraca pembayaran terdiri dan beberapa komponen berikut ini (Sugiyono, 2002:17-18):
a. Transaksi berjalan
1. Perdagangan barang
1.1. ekspor
1.2. impor
2. Jasa-jasa
3. Penghasilan
4. Transfer
b. Transaksi modal dan keuangan
1. Transaksi Modal
2. Transaksi keuangan di luar cadangan devisa
1.1. Penanaman modal langsung
1.2. Investasi surat berharga
1.3. Investasi lainnya
c. Perubahan cadangan devisa
d. Selisih perhitungan

II.DATA NERACA PEMBAYARAN
Data neraca pembayaran Negara Indonesia mulai tahun 1999 sampai tahun 2010 sesudah Negara Indonesia mengalami kriss global.
Tahun
N. Dagang
N. Jasa
T. Berjalan
N.Modal
selisih
1990
5115
-8856
-3741
6780
263
1991
4911
-9263
-4352
5551
-218
1992
7986
-10547
-2561
5199
-1199
1993
7377
-10317
-2940
5711
-2044
1994
7901
-11416
-2792
3839
-263
1995
6251
-13239
-6978
11463
-1825
1996
6219
-14288
-8069
12668
-701
1997
13458
-15157
-1699
-7629
-775

Data neraca pembayaran Negara Indonesia mulai tahun 1999 sampai tahun 2010 sesudah Negara Indonesia mengalami krisis global


Tahun
N. Dagang
N. Jasa
T. Berjalan
N.Modal
selisih
1999
20641
-14859
5783
-4569
2079
2000
25041
-17050
7991
-6773
3823
2001
23559
-18414
5145
-4783
1537
2002
6065
-3629
2436
-215
-1450
2003
23708
-16455
7253
-949
-2648
2004
21830
-17671
4159
-1756
-2458
2005
18032
-17034
998
-2128
3169
2006
22322
-21982
340
-3064
1534
2007
29003
-22349
6654
-584
-1427
2008
22916
-22789
126
-1832
-2105
2009
30932
-20304
10268
4852
-2975
2010
30627
-24973
5654
26135
-1559





BAB III
METODE PENELITIAN, ANALISIS DAN PEMBAHASAN

3.1.  RUANG LINGKUP PENELITIAN
            Untuk menganalisis pengaruh inflasi terhadap pertumbuhan ekonomi, pengangguran dan neraca pembayaran maka penulis menetapkan ruang lingkup penelitian yaitu menggunakan variabel independen (variabel terikat) yaitu inflasi dan variabel dependen (variabel bebas) yaitu pengangguran dan pertumbuhan.

3.2.  JENIS DAN SUMBER DATA
            Adapun jenis dan sumber data yang digunakan adalah data sekunder yang diperoleh melalui laporan, dimana data yang dikumpulkan bersumber dari badan pusat statistik (BPS) provinsi sumatera utara. Data berbentuk data berkala (time series) dengan periode tahun 1990 sampai 2010 (21 tahun) sehingga hasil penelitian ini merupakan penggunaan data selama periode tersebut.

3.3.  MODEL ANALISIS
            Analisis data bertujuan untuk menyederhanakan data kedalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan model analisis regresi linier sederhana.
3.4.  ANALISIS DATA
            Model yang digunakan dalam menganalisis data ini adalah model ekonometrika. Didalam menganalisis data tersebut dijelaskan terlebih dahulu hubungan antara variabel independen terhadap variabel dependen, dirumuskan dalam fungsi sebagai berikut :
Untuk menguji dengan model
Dimana,
 Y = variabel dependen (variabel terikat ) yaitu inflasi
 X1= variabel independen (variabel bebas) yaitu pertumbuhan ekonomi
X2= variabel independen(variabel bebas) yaitu pengangguran
Untuk membuktikan hubungan atau keterkaitan antara tingkat inflasi dengan pertumbuhan ekonomi dalam pengolahan data digunakan software pengolah data statistik yaitu Eviews 6.1 dengan data sebagai berikut :
Tahun
Tingkat inflasi (%)
Tingkat Pengangguran (%)
Tingkat Pertumbuhan Ekonomi (%)
1990
9.53
2.51
9.00
1991
9.52
2.59
8.92
1992
4.94
2.74
7.22
1993
9.77
2.76
7.25
1994
9.24
4.46
7.53
1995
8.64
3.52
8.21
1996
6.47
4.06
7.82
1997
11.05
4.60
4.70


Tahun
Tingkat inflasi (%)
Tingkat Pengangguran (%)
Tingkat Pertumbuhan Ekonomi (%)
1998
77.63
5.46
-13.13
1999
2.01
6.36
0.8
2000
9.35
6.08
4.9
2001
12.55
8.10
3.64
2002
10.03
9.09
4.50
2003
5.06
9.57
4.72
2004
6.40
9.86
5.03
2005
17.11
10.26
5.69
2006
s6.60
10.28
5.50
2007
6.59
9.12
6.35
2008
11.06
8.39
6.02
2009
2.78
7.87
4.63
2010
6.96
7.41
6.20







Dimana :
Y = Tingkat inflasi (%)
X1 = Tingkat pengangguran (%)
X2 = Tingkat pertumbuhan ekonomi (%)



Dependent Variable: Y


Method: Least Squares


Date: 06/06/12   Time: 15:45


Sample: 1990 2010


Included observations: 21












Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.  










C
34.91280
4.832516
7.224559
0.0000
X1
-1.240308
0.601740
-2.061202
0.0540
X2
-3.055218
0.365260
-8.364512
0.0000










R-squared
0.796353
    Mean dependent var
11.58524
Adjusted R-squared
0.773725
    S.D. dependent var
15.50404
S.E. of regression
7.375015
    Akaike info criterion
6.965636
Sum squared resid
979.0351
    Schwarz criterion
7.114854
Log likelihood
-70.13918
    Hannan-Quinn criter.
6.998020
F-statistic
35.19408
    Durbin-Watson stat
2.347430
Prob(F-statistic)
0.000001
















Dari hasil pengolahan data dengan menggunakan program computer di atas menunjukkan bahwa persamaan fungsinya adalah : Y= 34.91 -1.240 X1- 3.055 X2

Hubungan inflasi terhadap pengangguran
Koefisiennya -1.240
Artinya, kenaikan tingkat inflasi satu persen akan mengurangi pengangguran sebesar -1.240 persen. Jadi hubungannya antara inflasi dengan tingkat pengangguran adalah negatif, yang artinya jika tingkat inflasi meningkat maka pengangguran akan menurun juga. Sebaliknya jika tingkat inflasi menurun maka tingkat pengangguran semakin meningkat.

Hubungan inflasi dengan pertumbuhan ekonomi :
Koefisiennya -3,.055
            Artinya, kenaikan tingkat inflasi satu persen akan mengurangi pertumbuhan ekonomi sebesar -3.055 persen. Jadi hubungannya antara inflasi dengan tingkat pertumbuhan adalah negatif, yang artinya jika tingkat inflasi meningkat maka pertumbuhan ekonomi akan menurun juga. Sebaliknya jika tingkat inflasi menurun maka tingkat pertumbuhan ekonomi semakin meningkat.




























BAB IV
PENUTUP

4.1.  Kesimpulan
            Inflasi merupakan  suatu keadaan dimana terjadi kenaikan harga-harga secara tajam (absolute) yang berlangsung terus-menerus dalam jangka waktu yang lama. Inflasi mempunyai hubungan dengan tingkat pengangguran  Artinya, kenaikan tingkat inflasi satu persen akan mengurangi pengangguran sebesar -1.240 persen. Jadi hubungannya antara inflasi dengan tingkat pengangguran adalah negatif, yang artinya jika tingkat inflasi meningkat maka pengangguran akan menurun juga. Sebaliknya jika tingkat inflasi menurun maka tingkat pengangguran semakin meningkat. Inflasi juga mempunyai hubungan dengan tingkat pertumbuhan ekonomi Artinya, kenaikan tingkat inflasi satu persen akan mengurangi pertumbuhan ekonomi sebesar -3.055 persen. Jadi hubungannya antara inflasi dengan tingkat pertumbuhan adalah negatif, yang artinya jika tingkat inflasi meningkat maka pertumbuhan ekonomi akan menurun juga. Sebaliknya jika tingkat inflasi menurun maka tingkat pertumbuhan ekonomi semakin meningkat. Hal ini dapat dilihat berdasarkan hasil analisis pengolahan data yang diambil sebagai sampel yaitu inflasi tahun 1990 sampai 2010 dengan tingkat pertumbuhan ekonomi tahun 1990 sampai 2010  di indonesia. Dari hasil yang regresi yang didapat, maka diketahui bahwa hubungan antara inflasi dengan pengangguran mempunyai hubungan yang negatif yang artinya jika inflasi meningkat maka tingkat pengangguran akan menurun  dan sebaliknya. Dan hubungan inflasi dengan pertumbuhan ekonomi mempunyai hubungan yang negatif yang artinya jika inflasi meningkat maka tingkat pertumbuhan ekonomi  akan menurun dan sebalikknya.
            Sedangkan hasil dari koefisien korelasi antara inflasi, pengangguran  dengan pertumbuhan ekonomi yaitu 0.8923 yang artinya pengaruh inflasi, pengangguran dengan tingkat pertumbuhan ekonomi mempunyai pengaruh yang  lemah, karena masih banyak faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi tingkat pertumbuhan ekonomi seperti tingkat pendapatan.




4.2.  Saran
            Dari hasil penelitian yang dilakukan maka diperoleh hubungan yang positif yaitu jika inflasi meningkat maka tingkat pertumbuhan ekonomi meningkat dan sebaliknya. Oleh karena itu pemerintah harus dapat menjaga agar inflasi tidak naik setiap tahunnya agar permasalahan-permasalahan yang timbul dari meningkatnya inflasi , tingkat pertumbuhan ekonomi meningkat dan kesejahteraan masyarkat juga akan meningkat. Dengan demikian maka pembangunan di sumatera utara dapat terlaksana dengan baik.
























4.3 Daftar Pustaka

Boediono, Ekonomi Moneter.1998.Yogyakarta. BPFE